
Pada awal abad ke-20, kebanyakan dari batu-batu itu tidak lagi tegak
berdiri. Hal ini kemungkinan disebabkan karena banyaknya wisatawan yang
menaiki Stonehenge pada sekitar abad ke-19 karena keingin tahuan mereka
yang besar. Semenjak itu, telah dilakukan tiga tahap renovasi untuk
menegakkan kembali batu yang miring atau terbalik, dan untuk
mengembalikan batu-batu tersebut ke tempat semula dengan teliti. Secara
tidak langsung, ini berarti bentuk Stonehenge tidak lagi asli seperti
asalnya seperti yang disebutkan dalam promosi pariwisata. Sebaliknya,
sebagaimana peninggalan sejarah yang lain, tahap-tahap renovasitelah
dilakukan. 

Stonehenge merupakan nama yang diberikan kepada tugu peringatan yang dikenal sebagai henge yang terdiri dari kurungan atau lingkaran tambak dengan parit di dalam. Sebagaimana yang sering terjadi dalam istilah arkeologi ini merupakan istilah warisan dari penguasa zaman kuno dan sepatutnya Stonehenge tidak boleh dikelompokkan sebagai henge sebenarnya, disebabkan tambaknya berada di bagian sebelah dalam parit. Walaupun seusia dengan henges zaman Neolithikum yang menyerupai Stonehenge, Stonehenge mungkin memiliki keterkaitan dengan bulatan batu lain yang terdapat di British Isle seperti Cincin Brodgar namun ukuran trilitonnya sebagai contoh menjadikannya unik.
Tempat ini dimasukkan dalam daftar Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1986. baca selngkapnya
di zaman teknologi belum secanggih saat ini, arsitek zaman dulu bisa membuat manusia modern tercengang cengang. bayangkan saat itu belum ada mobil crane untuk mengangkat batu dengan berat puluhan ton seperti yang dipakai orang ketika membuat fly over.
mereka membangun tanpa adanya semen
mereka membangun penuh perhitungan. baik secara matematis atau letak koordinat sangat mereka perhitungkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
bagaimana anda melihat gambar tersebut?